Buletin ini merupakan Buletin buatan Tim Jurnalistik MAN Insan Cendekia
Pasuruan. Meskipun terkesan baru, sehingga masih terdapat kesalahan
disana-sini. Namun, turut diapresiasi perjuangan dalam pembuatannya.
Terakhir, Selamat Membaca ^^
https://drive.google.com/file/d/19G1cVO4ie_Jl2j-10OwoYV0vvfqAag0I/view?usp=sharing
Selasa, 27 Agustus 2019
Makalah Tentang Seisme
Makalah Geografi Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
“Seisme”
Disusun Oleh:
Faizuddin Achmad
Hana Fatimatuzzuhria
M. Rois Maulana
A. Pengertian gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasanya juga
disebut seisme. Besarnya kekuatan gempa bumi diukur dengan alat pencatat gempa
yang disebut dengan seismograf. Seismograf mengukur kekuatan gempa yang terjadi
dengan mencatat semua getaran gempa dan cepat rambat gempa.
Gempa bumi termasuk salah
satu jenis tenaga endogen (dalam bumi) karena dapat membuat perubahan pada
permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi. Pusat gempa bumi terdapat 2 titik
lokasi, yaitu hiposentrum, atau pusat gempa bumi di dalam bumi dan episentrum,
atau gempa bumi berada di permukaan bumi.
B. Teori tentang proses gempa
1. Teori elastisitas
Teori elastisitas atau sering disebut sebagai teori kekenyalan
elastis adalah teori yang menjelaskan tentang proses energi yang menyebar pada
saat terjadinya gempa bumi. Harry Fielding Reid seorang ahli geofisika asal
Amerika telah melakukan observasi tentang peristiwa gempa yang terjadi di
beberapa tempat. Ia menyatakan bahwa terjadinya guncangan gempa diakibatkan
karena kekenyalan elastis dari energi yang sebelumnya terkumpul dari batuan
sehingga akan terdeformasi secara elastis. Adapun akumulasi tegangan yang
terjadi akan mengakibatkan terjadinya pelepasan energi dari bebatuan.
2. Teori sesar
Sesar adalah suatu celah yang terdapat pada kerak bumi yang berada
di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Menurut teori sesar, gempa bumi
terjadi karena dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar bumi
ini. Apabila batuan yang tertumpu jatuh ke bawah karena batuan penumpu di kedua
sisinya bergerak saling menjauh, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar normal
(normal fault).
Apabila batuan yang tertumpu terangkat ke atas karena batuan
penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, maka sesar ini dinamakan
sebagai sesar terbalik (reverse fault). Lalu apabila kedua batuan pada
sesar bergerak saling berjatuhan, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar
geseran-jurus (strike-slip fault). Pada sesar normal dan sesar terbalik,
keduanya akan menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement),
sedangkan pada sesar geseran-jurus akan menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal
displacement).
C. Macam-macam gempa bumi
1. Gempa
bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas magma gunung berapi, yang terjadi beberapa kali sebelum gunung meletus.
Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas magma gunung berapi, yang terjadi beberapa kali sebelum gunung meletus.
2. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik merupakan gempa yang disebabkan aktivitas
lempeng bumi. Gempa ini lumayan berbahaya karena mampu mengakibatkan lipatan
patahan ataupun pergeseran.
3. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi di daerah
kapur atau daerah pertambangan. Jenis gempa ini jarang terjadi karena dan tidak
terlalu berbahaya.
4. Gempa
bumi buatan
Gempa bumi buatan merupakan gempa bumi yang disebabkan aktivitas
manusia, misalnya peledakan nuklir atau hal-hal lain.
D. Jenis gempa berdasarkan kedalaman
1. Gempa dangkal (kedalaman 0-35-70 Km)
Gempa dangkal yang terjadi di darat ini memiliki daya rusak
kontsruksi yang sangat kuat karena amplitudo goyangan ini sangat “terasa”
dipermukaan. Walaupun gempanya hanya memiliki 4-5 Skala Richter walaupun skala
gempanya kecil namun gempa ini mampu merusakkan bangunan di permukaan. Selain
goyangan tentu saja akan ada efek ilusi juga menyebabkan orientasi mata dan
otak tidak sinkron. Banyak yang melihat seolah ada gerakan gelombang tiga meter
padahal itu mungkin hanyalah ilusi akibat disorientasi saja,
persis orang mabuk.
Contoh gempa dangkal yang episenternya di darat yang sangat merusak
ini adalah gempa Jogja. Gempa di Jogja disebabkan oleh pergerakan sesar atau
Patahan Opak. Ada banyak patahan-patahan aktif di darat ini yang sering
menyebabkan gempa antara lain Patahan Sumatra (Semangko Fault), Patahan
Palu-Koro di Sulawesi dan lain-lain.
2. Gempa dalam (kedalaman 70-150-300 Km) – Secara baku sering
disebut Gempa menengah
Gempa ini memiliki kedalaman hiposenter antara 70-150 Km dan
150-300 Km. Mengapa disebut gempa dalam (menengah)? Kerak bumi ini sebenarnya
sangat tipis. Rata-rata hanya sekitar 30-40 Km. Kerak samodra lebih tipis hanya
sekitar 10 Km saja. Gempa-gempa dalam terletak pada kedalaman di bawah kerak
bumi. Sehingga digolongkan sebagai gempa-gempa yang mungkin tidak berasosiasi
dengan penampakan retakan atau patahan di permukaan. Namun gempa-gempa ini
masih dapat di perkirakan genesa atau mekanisme terjadinya
3. Gempa sangat dalam (kedalaman 300-500-800 Km) – Secara
baku sering disebut Gempa Dalam
Gempa sangat dalam ini sebenarnya relatif sering terjadi juga.
Namun karena berada pada kedalaman dibawah 300 Km maka manusia tidak akan
merasakan getarannya. Gempa yang terjadi di Yogya hampir tidak terasa di daerah
Kebumen, Banyumas dan Jawa barat pada umumnya. Gempa dalam ini tentu saja akan
terasa di permukaan dan juga akan memiliki daya rusak apabila energi
gelombangnya masih kuat.
E. Macam-macam gelombang gempa
1. Body wave
Body wave adalah gelombang yang merambat di interior bumi.
Terdiri dari:
a.) Gelombang Primer / P-wave
Ciri-cirinya:
Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf
Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah dengan
arah rambatan.
Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang
yang lain.
Amplitudo kecil
b.) Gelombang Sekunder / S-wave
Ciri-cirinya:
Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak
partikelnya tegak lurus dengan arah rambatan.
Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
Hanya bisa merambat di medium padat saja.
Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer
2. Surface Wave
Surface wave adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi.
Terdiri dari:
a.) Gelombang Cinta / Love wave
Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus
dengan araah rambatan.
Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911
b.) Rayleigh wave
Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar
kebelakang ), tapi secara umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya
seperti gelombang laut.
Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang
Sekunder).
MAKALAH TENTANG TANAH PEDOSFER
MAKALAH TENTANG TANAH
PEDOSFER
Dibuat oleh:
Kharisma Putri Sonya
Muhammad Sirojuddin
Nafi’ul Lian Ibnu Salam
MAN
INSAN CENDEKIA PASURUAN
Kantor
Wilayah Kemenag Jawa Timur, Jl. Bandara Juanda No. 26, Semalang, Semambung,
Gedangan
KABUPATEN
SIDOARJO
TAHUN
2018/2019
I. Pengertian Tanah
Lapisan
tanah merupakan sebuah lapisan yang masih merupakan bagian dari kerak bumi.
Pada lapisan inilah, makhluk hidup-seperti hewan dan tumbuhan-Berkembang biak
dan hidup. Tanah terdiri atas bahan padat, cair, gas, dan mikroorganisme yang
secara bersama-sama merupakan tempat pertumbuhan tanaman. Komposisi tanah
terdiri atas bahan padat yang berupa hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah diuraikan, bahan cair yaitu berupa air dan gas ang mengisi
rongga-rongga tanah.
II. Proses Pembentukan Tanah
Tanah
merupakan hasil pelapukan[1]
batuan dan sisa-sisa bahan organik. Batuan mngalami pelapukan dan berubah
menjadi butiran-butiran halus yang mengalami proses penyeeragam sehingga
terbentuklah regolit
Proses
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh 5 hal yaitu :
A. Iklim
Iklim
berpengaruh pada proses pembentukan tanah karena jika perubahan suhu saat siang
dan malam besar, maka batuan akan lebih cepat lapuk. Selain itu, intensitas
hujan juga mempengaruhi cepat tidaknya pelpukan batuan. Intensitas hujan
mempercepat pelapukan yang bersifat dekomposisi maupun disintegrasi sehingga
dinamika air hujan di tanah ini berpengaruh besar pada pembentukan horizon.[2] Peran temperatur adalh membantu proses
dekomposisi batuan dan pembentukan tanah secara kimia.[3]
B. Organisme
Organisme
berperan dalam pembentukan tanah salah satunya dengan mengeluarkan zat tertentu
yang dapat menghancurkan batuan, dan juga pertumbuhan akat tanaman yang dapat
memecah batuan.
C. Bahan Induk
Bahan
induk batuan inilah yang mempengaruhi jenis tanah itu sendiri.
D. Topografi(Relief)
Ketinggian
suatu daerah mempengaruhi jumlah air hujan yang dapat diserap tanah, kedalaman
air tanah , gerakan air, dan erosi tanah. Aktivitas air inilah yang
mempengaruhi terbentuknya tanah.
E. Waktu
Durasi
waktu pelapukan batuan memengaruhi proses pembentukan tanah. Semakin lama,
batuan akan semakin melapuk dna terbentuklah tanah.
III. Karakteristik Tanah
Karakteristik
Tanah dibagi menjadi tiga :
A. Karakteristik secara Fisik
a. Warna Tanah
Meupakan sifat fisik tanah yang
mudah untuk diamati. Penyebab warna setiap jenis tanah berbeda-beda adalah
perbedaan kadar bahan organik, kadar mineral, kadar lengas dan tingkat drainase
tanah. Semakin gelap warna tanah, tingkat kesuburannya semakin baik
b. Tekstur Tanah
Merupakan perbandingan relatif
antara pasir, debu, dan lempung dalam tanah. Dengan mengetahui tekstur tanah kita dapat memperkirakan tingkat
porositas, daya tahan terhadap air, ketersediaan air, kandungan hara,
konsistensi, dan mudah tidaknya tanah untuk diolah.
c. Struktur tanah
Merupakan susunan butir primer
tanah secara alami berbentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang agregat.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan kuat lemahnya agregat tanah dalam kondisi
alami
d. Permeabilitas tanah
Merupakan sifat tanah dalam hal
menyerap air. Tanah yang memiliki pori-pori besar sangatlah mudah menyerap air
daripada tanah yang memiliki pori-pori kecil.
e. Konsistensi
Konsistensi adalah bentuk kerja
fisik adhesi (renggangan partikel) dan kohesi (tarikan partikel) pada berbagai
tingkat lengas. Konsistensi menggambarkan kondisi alami yang dipunyai oleh
partikel tanah dalam menerima beban atau tekanan.
B. Karakteristik secara Kimia
a. Susunan Kimia
Susunan
kimia tanah tak jau beda dengan susunan kimia kulit bumi. Tabel berikut menyajikan
susunan kimia permukaan tanah.
Tanah Mineral
(BO < 20% total tanah)
|
Tanah Organik
(BO>20% total tanah)
|
|
Bahan organik
|
4,00
|
80,00
|
Nitrogen
|
0,15
|
2,50
|
Fosfor
|
0,04
|
0,09
|
Kalium
|
1,70
|
0,08
|
Kalsium
|
0,40
|
2,80
|
Magnesium
|
0,30
|
0,30
|
b. Bahan organik
Bahan
organik tersusun dari sisa tanaman dan hewan dalam tanah serta sisa vegetasi
seperti daun, akar, batang, sisa pembakaran, kotoran hewan, hewan mati dan sisa
kehidupan lainnya. Bahan organik di lapisan atas dipengaruhi oleh iklim, sifat
tanah, vegetasi, dan hubungan antara tanah dan air. Organik tanah berperan
dalam pembentuk struktur tanah, penahan gerakan lengas tanah, sumber unsur hara
tanah, dan sumber energi jasad hidup dalam tanah
c. Keasaman Tanah
IV.
JENIS JENIS TANAH
1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis
tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran
sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu.
Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Karakteristik
Tanah ini sangat cocok untuk
pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan
jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga
tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.
Persebaran
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan salah
satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada
gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat
keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral
sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis
tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah
yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran
Di Indonesia sendiri yang
merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah
jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara
dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang
dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik
Tanah ini juga sangat subur dan
merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh
dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki
lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai
parangteritis Jogjakarta.
Persebaran
Persebaran tanah entisol ini
biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis
Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari
pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah
karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak
cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik
Tekstur tanahnya kering dan
mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang
dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang
tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi
datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol
sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran
Persebarannya di Indonesia
seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi,
Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus
jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang
terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan
mineral dan sangat subur.
Karakteristik
Tanah Humus sangat baik untuk
melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk
tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena
pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.
Persebaran
Tanah ini terdapat di daerah
yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.
6. Tanah Inceptisol
Inceptol terbentuk dari batuan
sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran
yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan
yang asri.
Karakteristik
Ciri-ciri tanah ini adalah
adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon
selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti
perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti
karet.
Persebaran
Tanah inseptisol tersebar di
berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua.
7. Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna
merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia
sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di
daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik
Tanah laterit termasuk dalam
jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan
apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.
Persebaran
Persebarannya sendiri di
Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
8. Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu
yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen
dan metamorf.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah latosol
adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum
horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah
hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar
pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur
karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran
Persebaran tanah latosol di
daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah
yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk
dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik
Untuk mengembangkan tanah ini
harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur
hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan
bahkan berpasir.
Persebaran
Biasanya terdapat pada daerah
yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara
barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
10. Tanah Kapur
Seperti dengan namanya tanah
kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.
Karakteristik
Karena terbentuk dari tanah
kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami
tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat
dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah
yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur
seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
11. Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur,
jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan
lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel
terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan
bantuan hujan namun tidak merata.
Karakteristik
Tanah ini subur dan bisa
ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak
mineral dan air di dalamnya.
Persebaran
Tanah ini banyak terdapat di
daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa
Timur).
12. Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari
pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di
daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Karakteristik
Ketebalan dari tanah ini sangat
minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan
organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20%
untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat
kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran
Tanah ini biasanya ditemukan di
daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti
sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.
13. Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah
yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita
temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah oxisol ini
antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang
dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus
seperti tanah liat.
Persebaran
Biasanya terdapat di daerah
beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas,
pisang dan tumbuhan lainnya.
14. Tanah Padas
Tanah padas sebenarnya tidak
juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan
batuan.
Karakteristik
Hal ini dikarenakan kandungan
air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak
ada air. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya
sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk
bercocok tanam.
Persebaran
Jenis tanah ini tersebar hampir
di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
15. Tanah Pasir
Seperti dengan namanya tanah
pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di
daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Karakteristik
Tanah pasir tidak memiliki
kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan
sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas
di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian.
Persebaran
Hampir seluruh wilayah di
Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
16. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai
campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah podsol
antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning
keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya
sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya
rendah.
Persebaran
Persebaran tanah ini antara lain
meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang
tidak pernah kering alias selalu basah.
17. Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah ini sangat mudah ditemukan
di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik
Tanah ini bewarna merah hingga
kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami
pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus
ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk
baik hayati maupun hewani.
Persebaran
Tanah ini dapat digunakan untuk
perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua,
Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
18. Tanah Liat
Tanah
liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta
silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah
liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan
oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas
bumi.
Karakteristik
Tanah liat tersebar di sebagian
besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya digunakan untuk membuat
kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu
abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian
dalam tanah ataupun di bagian permukaan.
Persebaran
Tanah liat hampir tersebar
secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah
kedalaman tanah tersebut. Selain 18 Jenis tanah ada 10 jenis tanah lainnya yang
ada di Indonesia ataupun di dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)
Neither
RUMUS Rumus Kalimat Neither … Nor dalam bahasa Inggris : Neither + noun + nor + plural noun + plural verb Neither + noun +...
-
Project Bahasa Arab Mufrodat with Song Theme Song : Via Vallen_Meraih Bintang (Theme Song Asian Games 2018) Hayya nudzakiru da...
-
Mari Divisi Cinta Lingkungan,kita sama sama melakukan hal seperti ini Kegiatan Peduli Lingkungan di Sekolah dan Pendid...
-
ESAI “PERANG JAMAL&PERANG SHIFFIN” Dibuat oleh: Nafi’ul Lian Ibnu Salam ( 131135140003180031 ) MAN INS...